Bangku buruk itu
Padanya terselit seribu rasa
Pahit, manis, duka dan gembira
Dicorakkan pada keusangannya
Berwarna hitam sarat pengalaman
Pernah satu ketika
Bangku buruk itu
Menjadi alas berehat
Seorang pujangga bahasa
Dalam mengenang anak bangsa
Kata sang pujangga sendiri
Bangsaku kini alpa diri
Asyik mengendong globalisasi
Terlupa bahasa ibunda dinodai
Bahasaku kini kata pujangga
Umpama kamu kerusi buruk
Hanya tempat melabuhkan punggung
Tanpa ada niat untuk diagung
Nanti binasa akan diusung
Kata pujangga lagi
Usahlah kamu risau sendiri
Aku akan sentiasa menemani
Mengundang tawa tika sepi
Kerana aku meyakini dengan setulus hati
Tanpa kamu, tiada aku di sini.
yus_anakmelayu(22 mac 2009)
Padanya terselit seribu rasa
Pahit, manis, duka dan gembira
Dicorakkan pada keusangannya
Berwarna hitam sarat pengalaman
Pernah satu ketika
Bangku buruk itu
Menjadi alas berehat
Seorang pujangga bahasa
Dalam mengenang anak bangsa
Kata sang pujangga sendiri
Bangsaku kini alpa diri
Asyik mengendong globalisasi
Terlupa bahasa ibunda dinodai
Bahasaku kini kata pujangga
Umpama kamu kerusi buruk
Hanya tempat melabuhkan punggung
Tanpa ada niat untuk diagung
Nanti binasa akan diusung
Kata pujangga lagi
Usahlah kamu risau sendiri
Aku akan sentiasa menemani
Mengundang tawa tika sepi
Kerana aku meyakini dengan setulus hati
Tanpa kamu, tiada aku di sini.
yus_anakmelayu(22 mac 2009)
|
This entry was posted on 3/22/2009 07:18:00 PG and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
0 Pandangan Sahabat Laman: