Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku,
Pertama kali ketika aku melihatnya lemah, padahal seharusnya ia bisa kuat.
Kedua kali ketika melihatnya berjalan terjongket-jongket di hadapan orang yang lumpuh
Ketiga kali ketika berhadapan dengan pilihan yang sulit dan mudah ia memilih yang mudah
Keempat kalinya, ketika ia melakukan kesalahan dan cuba menghibur diri dengan mengatakan bahawa semua orang juga melakukan kesalahan
Kelima kali, ia menghindar kerana takut, lalu mengatakannya sebagai sabar
Keenam kali, ketika ia mengejek kepada seraut wajah buruk padahal ia tahu, bahawa wajah itu adalah salah satu topeng yang sering ia pakai
Dan ketujuh, ketika ia menyanyikan lagu pujian dan menganggap itu sebagai suatu yang bermanfaat
Pertama kali ketika aku melihatnya lemah, padahal seharusnya ia bisa kuat.
Kedua kali ketika melihatnya berjalan terjongket-jongket di hadapan orang yang lumpuh
Ketiga kali ketika berhadapan dengan pilihan yang sulit dan mudah ia memilih yang mudah
Keempat kalinya, ketika ia melakukan kesalahan dan cuba menghibur diri dengan mengatakan bahawa semua orang juga melakukan kesalahan
Kelima kali, ia menghindar kerana takut, lalu mengatakannya sebagai sabar
Keenam kali, ketika ia mengejek kepada seraut wajah buruk padahal ia tahu, bahawa wajah itu adalah salah satu topeng yang sering ia pakai
Dan ketujuh, ketika ia menyanyikan lagu pujian dan menganggap itu sebagai suatu yang bermanfaat
|
This entry was posted on 11/04/2008 10:27:00 PG and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
0 Pandangan Sahabat Laman: