Sederap langkahku ke lorong sempit
Disimbahi cahaya kalimantang
Menyilau menerangi
Merimaskan tubuh kerdilku ini
Sempit, Panas, Terang
Aku tak bisa bertahan
Keluar dari lorong sempit
Berlari ke padang datar
Hanya kerdipan bintang bersinar
Lambaian angin menjamah tubuh
Sayu, dingin, tenang
Aku kini bernafas
Meskipun kalimantang
Terangmu mengatasi bintang
Tak mungkin dapat menggantikannya
Tak mungkin kau bisa setingginya
tak mungkin kau bisa secantiknya
Kerna kau bukan ciptaan Maha Kuasa
Sebagaimana bintang
Yang sentiasa berkerdip
Menemani sang hamba
Dalam mencari hakikat diri.
Disimbahi cahaya kalimantang
Menyilau menerangi
Merimaskan tubuh kerdilku ini
Sempit, Panas, Terang
Aku tak bisa bertahan
Keluar dari lorong sempit
Berlari ke padang datar
Hanya kerdipan bintang bersinar
Lambaian angin menjamah tubuh
Sayu, dingin, tenang
Aku kini bernafas
Meskipun kalimantang
Terangmu mengatasi bintang
Tak mungkin dapat menggantikannya
Tak mungkin kau bisa setingginya
tak mungkin kau bisa secantiknya
Kerna kau bukan ciptaan Maha Kuasa
Sebagaimana bintang
Yang sentiasa berkerdip
Menemani sang hamba
Dalam mencari hakikat diri.
|
This entry was posted on 4/06/2009 02:05:00 PG and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
3 Pandangan Sahabat Laman:
yus...kalimantang tu pe mende..??kamek sik tauk bah...padah ngan kamek a...
Kalimatang tu lampe, lampu kalimantang, he..he..
ooo..pia tek.paham2..hehe!!
*ko beraie atang ngah mo*